muslimah

muslimah
Selalu ingin Mencoba untuk berubah

Selasa, 21 Oktober 2014

AKU BENCI IBUKU (kisah nyata)

ibu adalah sumber cinta dan kasih sayang. ia adalah rasa aman, kebahagian dan ketenangan. ia adalah balsem bagi luka, dan ia adalah yang menyebabkan kita selalu rindu untuk selalu kembali kerumah. itulah sebabnya sangat alami jika semua orang encintai ibunya. kita tidak akan pernah heran sedikitpun jika kita mendengarkan seseorang mengatakan : "sungguh, aku mencintai ibuku."

Tapi, bagaimana sikap anda jika mendengarkan seseorang yang mengatakan : "aku benci ibuku !" aku berharap ia Mati sajaa..." Apakah menurut kalian ada yang menyebabkan seseorang terdorong untuk  mengatakan hal yag demikian.

Sangat disayangkan, karena aku benar-benar mendengarnya dari kawanku di SMA. ia mengatakan padaku. "aku sungguh membenci ibuku !"

Tentu saja aku terkejut mendengarnya, aku hampir saja memukulnya. tapi aku malah meneriakinya di depan mukanya  : "kenapa ?! kamu tidak boleh mengatakan hal yang demikian !"

Dan bukan aku saja yang mengingkari ucspannya. semua teman-teman yag lain melakukan apa yang aku lakukan.

Apakah kalian percaya bahwa ia selalu saja menolak untuk menulis apapun yang menjadi tugas di sekolah yang berkaitan dengan "IBU". kalaupun ia menulisnya itupun karena tekanan dari guru, ia hanya akan menulis tentang kekerasan para ibu.

Suatu hari, aku mendekatinya, saat itu hanya aku dan dia yang ada di kelas. dan akupun mulai menanyakan padanya mengapa ia egitu membenci ibunya, dan jawabanya membuatku sangat terkejut dan aku benar-benar menyesal telah meneriakinya waktu itu. ia tidak ragu sedikitpun menceritakan padaku kisah hidup dan penderitaanya bersama ibunya. Aku merasa bahwa selama ini sebenarnya ia menunggu-nunggu ada seseorang yang bertanya kepadanya tentang semua penderitaanya agar ia dapat mengeluarka sebagian yang telah menajadi luka dan duka hatinya yang selama ini mengeruhkan hidupnya

Ia bercerita :

"Karena suatu sebab, ayahku menceraikan ibuku.Saat itu aku masih menyusu dan dan aku mempunyai beberapa saudara laki-laki dan perempuan yang lebih tua usianya dariku. Ibukupun keluar meninggalkan rumah ayahku dan tidak sudi untuk membawa seorangpun dari anaknya untuk ikut bersamanya termasuk aku yang masih menyusu. ia juda menolak membawaku. Tidak lama setelah ia pergi dari rumah , aku mengalami sakit keras sehingga ayahku membawaku menemuinya.namun ia tetap menolak untuk sekedar menggendong atau atau menerimaku di rumahnya. bahkan ia mengatakan pada ayahku : dia adalah anakmu dan aku tidak menginginkannya. pergilah dan rawatlah dia sendiri !'

Maka ayahkupun pulang membawaku kerumahnya sejak saat itu, kami hidup bersama ayah kami. dialah yang mengurus semua urusan kai hingga kami dewasa. Sementara ibu tidak pernah sekalipun berpikir untuk mengunjungi kami walau hanya sekali."

ia selalu melanjutkan kisahnya : "setelah kakak perempuanku yang paling tua menikah dan hamil, saat ia akan melahirkan dalam kepayahannya antara hidup dan mati ia mengatakan keinginannya untuk melihat ibu. kami pun menghubungi ibu agar sudi datang melihatnya. Namum ibuku benar-benar menolak untuk datang. Ia bahkan tidak pernah menelpon meski sekedar menanyakan kabar kakakku."

Begitulah secara singkat tragedi yag dialami kawanku. aku membayangkan andai aku yang mengalaminya. ibuku tak menghendaki kehadiranku dan tidak mencintaiku, kira-kira apa yang aku lakukan ? mungkin saja aku akan melakukan yang lebih dari apa yang dilakukan oleh kawanku itu. Andai saja ada orang asing yang tidak punya hubungan apa-apa dengan kita menampakkan kejengkelan dan ketidaksukaanya kepada kita, betapa sedih dan terhinanya kita. Lalu bagaiman jika itu dilakukan oleh orang yang sangat dekat dengan kita, yaitu ibu ?

Aku mengatakan ini secara terus terang meski aku tak mengatakannya kepada kawanku itu bahwa aku memahami kebenciannya kepada ibunya. Aku malah mengatakan : " Apapun yang dilakukannya terhadapmu, maka ia tetaplah ibumu. Engkau harus menghormatinya, mencintainya, dan mengunjunginya, bahkan meski ia telah melupakanmu...."

Aku selalu berusaha membuatnya mau memaafkan ibunya. Tpi nampaknya semua tidak terlalu banyak berguna. Lukanya sudah terlanjur begitu dalam......


(nantikan  kisah-kisah kehidupan anak manusia yang seharunya membuat kita merenung )

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar